Habibie Ainun

Mungkin ketinggalan jaman banget ya ngepost tentang Habibie Ainun. Filmnya uda tayang beberapa bulan yang lalu di bioskop. Tapi nggakpapa sih. Baru sempet nonton filmnya beberapa minggu yang lalu :D *cupu banget*. Jadi komentar aku, emm.... bagus banget jalan ceritanya. Secara gak langsung Pak Habibie dan Bu Ainun sudah menginspirasi aku :D Menginspirasi dalam hal apa nih? haha *rahasia B).

Kisah cinta yang luar biasa, siapa yang gak mau mendapat suami yang seperti itu, yang luar biasa cintanya kepada istrinya. ecieeh *anak bau kencur ngomongin cinta* :D 18 tahun 16 hari itu bau kencur gak sih? wkwk gak tau deh :p

Oiya selain film ini, ada puisi Habibie untuk Ainun, entah Pak Habibie atau siapa yang buat, tapi pasti sudah banyak yang tau tentang puisi ini ya. Nah kali ini aku repost lagi, karna aku sendiri suka dan merinding ketika membacanya. :)


“Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,
sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada.
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta,
sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar